Senin, 09 Mei 2011

Kisah Yang Menggugah

Cerita Petani..........

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu2 nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu
berkata:

"Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan.

Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda2 yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang2 kuda segera menawar kuda2 tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata:

"Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali. Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu.

Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"
Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa2 yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan". Maka orang2 seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label2 "beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.

Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain. Maka berhentilah menghakimi apa yang terjadi hari ini, kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya itu. . . . karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu.

" Hadapi badai kehidupan sebesar apapun , Alloh SWT tahu kemampuan kita.

Kapal hebat diciptakan bukan hanya untuk disandarkan di dermaga saja ".



Pelajaran Dari Semut

Bagian pertama

Semut tidak pernah menyerah

1. Jika mereka sedang menuju ke suatu tempat dan kamu mencoba menghentikannya, mereka akan mencari jalan lain.

2. Mereka akan memanjat keatas, mencari celah lewat bawah atau memutar mengitarinya.

3. Mereka akan selalu mencari jalan yang lain.

PELAJARANNYA : Jangan pernah menyerah mencari jalan untuk mencapai tujuanmu.


Bagian kedua
Semut selalu memikirkan musim dingin disaat (selama) musim panas.

1. Kamu tidak akan sebegitu lugu-nya menganggap musim panas akan terjadi selamanya

2. Begitu juga semut yang selalu mengumpulkan makanannya selama musim panas untuk persediaan di musim dingin.

3. Kamu harus memikirkan kerasnya batu karang saat kamu menikmati cerahnya matahari dan indahnya pasir dipantai.

PELAJARANNYA : Sangat penting untuk menjadi realistic dan selalu berpikir kedepan.


Bagian ketiga
Selama musim dingin, Semut selalu memikirkan hangatnya musim panas

1. Selama musim dingin, semut selalu mengingatkan dirinya sendiri : “Musim dingin ini tidak akan lama, segera pasti akan berakhir”.

2. Hari pertama cuaca terasa hangat, semut keluar sarangnya.

3. Jika kemudian mereka merasa masih dingin, mereka akan balik ke sarangnya lagi. Tetapi mereka akan terus keluar pada setiap hari pertama cuaca terasa hangat.

PELAJARANNYA : Senantiasa bersikap positif setiap saat


Bagian keempat
Kerahkan semua kamampuanmu

1. Berapa banyak seekor semut selama musim panas dapat mengumpulkan persediaan untuk keperluaan musim dingin ?

2. Sebanyak yang mereka mampu

PELAJARANNYA : Lakukan semua yang kamu bisa……………… dan terus tingkatkan !

Kesimpulannya

4 buah pelajaran
1. Jangan menyerah
2. Berpikirlah kedepan
3. Bersikap positif
4. Kerjakan semua yang kamu bisa

(Robert Noyce)

Note:
Subhanallah, Allah menciptakan makhluk hidup tiada lain dan tiada maksud makhluk hidup di cipta tuk tunduk dan taat pada Allah SWT.
Selain dari itu semua juga Allah menciptakan makhluknya pasti semua itu ada maksud dan tujuannya. Seperti kalimat diatas atau lebih tepatnya philosophy tersebut mengajarkan kepada kita hiduplah seperti hidup semut. Dari situ kita dapat ambil pelajaran bagaimana kita bersikaf dalam menjalani hidup ini.
Begitu pula di Islam, Islam mengajarkan hidup seperti itu juga bahwa kita sebagai manusia jangan mudah menyerah, berpikirlah kedepan, bersikap postif, dan kerjakan semua yang bisa kita lakukan

Comen guys semangat…………….^,)D



Kisah Sepotong Kue...

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam.
Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba.
Untuk membuang waktu,ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya , ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu

Wanita itupun sempat berpikir: "Kalau aku bukan
orang baik sudah kutonjok dia!“.
Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga
mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa
yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.
Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir : “Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”.
Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan

Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang.
Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih". Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget.
Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya !!!
Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati.
Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu
terima kasih.
Dan dialah pencuri kue itu !

Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi.
Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya. Orang lainlah yang selalu salah
Orang lainlah yang patut disingkirkan
Orang lainlah yang tak tahu diri
Orang lainlah yang berdosa
Orang lainlah yang selalu bikin masalah
Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran Padahal
Kita sendiri yang mencuri kue tadi
Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.

Kita sering mempengaruhi, mengomentari , mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain .
Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar